Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

SUPERNOVA, Dalam Untaian Tak Bersajak

Gambar
                                  E ngkaulah getar pertama yang meruntuhkan gerbang tak berujungku mengenal hidup. Engkaulah tetes embun pertama yang menyesatkan dahagaku dalam cinta tak bermuara. Engkaulah matahari Firdausku yang menyinari kata pertama di cakrawala aksara. Kau hadir dengan ketiadaan. Sederhana dalam ketidakmengertian. Gerakmu tiada pasti. Namun, aku terus di sini. Mencintaimu. Entah kenapa. ‘Dee’ Lestari – Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh E ngkaulah kilatan cahaya yang menyapulenyapkan segala jejak dan bayang. Engkaulah bentangan sinar yang menjembatani jurang antara duka mencinta dan bahagia terdera. Engkaulah terang yang kudekap dalam gelap saat bumi bersiap diri untuk selamanya lelap. Andai kau sadar arti pelitamu. Andai kau lihat hitamnya sepi di balik punggungmu. Tak akan kau sayatkan luka  demi menggarasi jarakmu dengan aku. Karena kita satu. Andai kau tahu.

Pulang

Gambar
Dahulu, kita laksana lebah dan bunga Yang tidak mampu dipisahkan oleh apapun Di dalam kalbuku, aku merasa bahagia setiap bersamamu Melewati waktu begitu saja tanpa ada kebimbangan Tanpa ada kerisauan sedikit pun Sampai akhirnya mentari berganti dengan rembulan Dahulu, kau laksana pelangi di siangku Laksana bintang di malamku Sampai akhirnya aku tersadar Selalu bersembunyi ketika pelangi nampak saat hujan Selalu terlelap ketika malam bermandikan bintang Aku selalu menanti walau akhirnya menghindar Sekarang, sang bunga tidak mampu mekar Sang lebah sudah lama pergi Meninggalkan kebiasaan dan rutinitasnya yang lama Berjuang melawan hujan badai sendirian Memandang terang bintang dalam kesepian Di tengah taman tanpa penghuni Sekarang, sang bunga hanya bisa berharap Agar Sang Empunya Kehidupan mendengar doanya Membawa sang lebah kembali pada rindunya Kembali pada sang bunga yang selalu cemas menanti Karena sejauh apapun ia terbang

(Blue Moon) Semuanya Hanya Untuk Damen

Gambar
                              Judul : Bluemoon Penulis : Alyson Noel Penerjemah : Reni Indardini Penyunting : Suhindrati a. Shinta ISBN : 978-979-433-607-6 Halaman : 400 Penerbit : Mizan Fantasi Tahun : 2009 B uku sekuel dari kisah “Evermore” Seri Immortals ini mengisahkan tentang kehidupan baru Ever, yang telah menjadi Immortals. Kecintaannya pada Damen, yang selalu membuatnya kagum akan segala hal dalam dirinya, membuat Ever harus banyak belajar untuk menyesuaikan diri dengan kehidupannya yang baru. Dengan bantuan dari Damen, Ever mulai belajar mengendalikan kekuatannya. Ia juga harus belajar menjadi seorang Immortal, termasuk berpura-pura makan dan minum serta berlagak bodoh saat ujian. Ia masih harus membiasakan diri agar tidak terkejut saat bersentuhan dengan orang lain yang berakibat ia mampu melihat kehidupan orang itu walau hanya sesaat, kebal terhadap pikiran yang berdengung di sekelilingnya, hingga berkompromi dengan kemampuannya melihat orang mati.