Catatan Nostalgia Volunteer Java Jazz Festival 2016
Kali ini gue akan berbagi sedikit pengalaman gue
selama menjadi volunteer Java Jazz Festival 2016 yang diselenggarakan 4, 5, dan
6 Maret kemarin. Dari sekian banyaknya divisi yang ada, gue berada di divisi
F&B. Beberapa teman volunteer di divisi F&B sudah kuliah di semester 6
dan 7. Bisa dibilang, gue yang paling muda disitu. Oya buat kalian yang gak tau
apa itu F&B, gue akan kasih tau. F&B itu singkatan dari Food &
Beverages. Jadi selama event berlangsung, tugas gue sebagai volunteer di divisi
F&B adalah menjual product food and beverages milik sponsor acara.
Fasilitas yang diperoleh setiap volunteer (selain bisa masuk JJF gratis selama
tiga hari) adalah name tag, baju crew, konsumsi, fasilitas menginap di hotel
bintang empat, dan pastinya bisa nonton stage mana pun dengan bebas. Tapi
sebagai volunteer, jadwal menonton yang bisa diperoleh gak sebebas-bebas yang
kalian mau. Harus ada giliran pergantian nonton antar sesama volunteer tiap
divisi karena volunteer gak pake sistem shift.
w/ Echa Soemantri
w/ Gerald Situmorang
w/ Arina 'Mocca' Ephipania
w/ Tohpati
w/ Eva Celia
Dewa Budjana on stage
Raisa ft Afgan on stage
Candy Dulfer on stage
Tompi ft Regina on stage
EndahnRhesa ft Dialog Dini Hari
Glenn Fredly & The Bakuucakar
Barry Likumahuwa Experiment
Oke, selama tiga hari acara berlangsung di Jakarta
International Expo Kemayoran, gue bertemu dengan puluhan musisi dan artis. Keuntungan
lainnya menjadi volunteer adalah bisa mengajak foto artis yang kita temui
dengan pede karena sama-sama memakai name tag. Bedanya ya cuma tulisan ‘crew’
di name tag kita dan tulisan ‘artist’ di name tag mereka. Kapan lagi bisa dapet kesempatan langka kayak
gini? Di hari pertama, gue sempat menonton shownya Raisa, Tomorrow People Ensamble, Dikta Project, Barasuara, Glenn
Fredly, TND, dan Tokyo Ska Paradise. Cerita ketika nonton Raisa tampil
adalah gue gak nonton dari awal. Gue baru sampai di stagenya saat pertengahan
show. Dengan kebiasaan gue yang kayaknya susah dihapus, gue menyelinap diantara
banyaknya penonton disitu supaya bisa melihat Raisa dengan lebih jelas. Tiba-tiba
aja Afgan dateng dari back stage dan menyanyikan lagu Someday We’ll Know-nya
New Radicals bareng sama Raisa. Ya, sesuai dugaan, penonton-penonton cewe pun
berteriak-teriak histeris ketika Raisa menyanyikan lagu Percayalah bareng
Afgan.
Berlanjut ketika gue menyaksikan shownya TPE.
Komposisi jazz kelas atas disajikan oleh keempat personilnya yang tidak bisa
dibilang muda lagi. Mereka sangat pro di instrumentnya masing-masing. Sang
leader, Nikita Dompas, dan sang keyboardis, Adra Karim, bahkan menjadi juri di
ajang MLD Jazz Project Audition. Lalu berlanjut ke penampilan Dikta Project.
Seperti kita tau, Dikta adalah vokalis Yovie n Nuno yang sangat diidolakan para
cewe. Dan ketika selesai manggung, puluhan cewe langsung menuju backstage
supaya bisa berfoto bareng sama Dikta. Yang tidak boleh dilewatkan adalah
penampilan Barasuara yang pecah sekali. Penontonnya ramai sampai jarak yang
cukup jauh dari panggung. Sang frontman, Iga Massardi, sempat berkata di jeda
pergantian lagu, ‘Terima kasih buat kalian yang nonton show kami disini. Gue
gak nyangka penontonnya bakal serame ini. Gue mikirnya bakal lebih rame lagi
malah’. Konsep unik Barasuara di show mereka kali ini adalah pertukaran kostum
setiap personilnya. Kemudian gue sempat menonton Glenn Fredly. Dengan gaya
‘nyeleneh’, Glenn sesekali mengobrol dengan penonton di jeda pergantian lagu.
Kualitas sound, tata cahaya, dan kemegahan panggung yang ada menghipnotis
penonton yang hadir saat itu. Ditambah dengan suara Glenn yang khas dan
lagu-lagu andalannya, gue sangat puas menonton Jong Ambon satu ini. Kemudian
gue juga menyaksikan duet Tommy Pratomo dan Dimas Pradipta yang tergabung dalam
TND. Dengan diproduseri oleh Barry Likumahuwa, duet mereka menyajikan jazz funk
yang kental ketika tampil. Gue pun sempat meminta tanda tangan mereka di CD TND
yang baru aja gue beli.
Di hari kedua, gue sempat menyaksikan penampilan Bass G & Co, Barry Likumahuwa
Experiment, Dewa Budjana, Endah n Rhesa, Indro Hardjodikoro, White Shoes &
The Couples Company, dan Isyana. Di malam Minggu seperti hari itu, suasana
sangat ramai dan lebih banyak pengunjung dibanding dengan hari Jumat. Keramaian
pengunjung juga berdampak ke penjualan product di stand beverages tempat divisi
gue bertugas. Di samping itu, gue bertemu dengan lebih banyak musisi dan artis
di hari Sabtu itu. Tentu kesempatan langka itu tidak gue sia-siakan. Gue pun
sempat berfoto dengan beberapa musisi yang gue temui. Kemudian, gue sangat
menikmati ketika BLE tampil di atas panggung. Mereka membawakan lagu-lagu
dengan beat dan melody yang memanjakan telinga. Tak heran jika Glenn Fredly dan
Adib Hidayat sempat memuji lagu-lagu mereka. Kemudian gue menonton penampilan
dari Dewa Budjana. Penontonnya sangat ramai hingga gue harus secara bertahap
supaya bisa menyaksikannya dari dekat. Kapan lagi bisa menyaksikan langsung
salah satu maestro gitar Indonesia beraksi? Ditambah lagi dengan penampilan
luar biasa Echa Soemantri yang membuat gue gabisa berkata apa-apa lagi.
Penampilan White Shoes juga sangat ditunggu-tunggu dengan bukti banyaknya
penonton yang menyaksikan mereka tampil di atas panggung. Di penampilan terakhir hari Sabtu, gue
menyaksikan Isyana secara langsung. Membawakan lagu-lagu hits dan beberapa lagu
cover, Isyana sukses menutup malam Minggu pertama Maret 2016.
Dan di hari penutup, gue menyaksikan penampilan dari
Shadow Puppets ft Harvey Malaiholo,
mp3trio, Andien, Marcell, Teza Sumendra, Tompi, Regina, MLD Jazz Project, Candy
Dulfer, EndahnRhesa ft Dialog Dini Hari, Andre Hehanusa, dan Hiatus Kaiyote. Penampilan
pertama yang gue saksikan di hari terkhir JJF 2016 adalah Shadow Puppets ft
Harvey Malaiholo yang membawakan lagu-lagu lawas Indonesia dari tahun 60an dan
70an dengan balutan melodi-melodi jazz yang kental. Mereka juga diiringi oleh
Ron King Sextet yang pada hari sebelumnya sudah tampil di JJF 2016. Kemudian
ada juga penampilan beberapa penyanyi Indonesia dengan tema ‘Indonesian Duets’
yang membawakan lagu-lagu duet Indonesia dari masa ke masa. Beberapa penyanyi
yang tampil adalah Andien, Tompi, Regina Ivanova, Teza Sumendra, Marcell, dan
Dira Sugandi. Itu adalah salah satu penampilan terbaik yang gue lihat di JJF
2016. Dengan arransemen dari Nikita Dompas, lagu-lagu duet hits Indonesia
menjadi lebih ‘elegan’ dan memuaskan para penonton yang hadir. Yang tidak boleh
dilewatkan adalah penampilan saxophonist wanita Candy Dulfer. Uniknya, di
tengah penampilannya, Candy menarikan Tari Poco-Poco dengan sangat bersemangat.
Penonton pun bertepuk tangan antusias. Ada satu lagu khusus yang dibawakan dan
diciptakan Candy untuk idolanya, Miles Davis, dengan judul ‘2 Miles’. Andre
Hehanusa memuaskan dahaga penonton JJF yang sudah cukup dewasa dengan lagu-lagu
andalannya. Dengan penampilan penuh energi dan suara yang tiada duanya, Om
Andre menutup pegelaran Java Jazz Festival 2016 dengan manis. Ada sedikit rasa
sedih yang gue rasakan karena tiga hari pergelaran festival jazz terbesar di
Asia ini harus usai. Terlalu banyak kisah dan cerita yang gue alami disini. Bertemu
dengan banyak orang, banyak musisi, belajar memanajemen waktu, perjuangan
berjalan dari satu stage ke stage yang lain, dan lelahnya badan ketika malam
tiba.
Ya itulah sedikit cerita gue selama menjadi
volunteer Java Jazz Festival 2016. Kebanyakan gue hanya menulis sukanya aja
selama tiga hari acara disana. Padahal fisik juga lelah dan capek banget sampe
gue masuk angin juga. Tapi semuanya terbayar lunas dengan pengalaman luar biasa
yang gak bakal terlupakan.
Sampai jumpa tahun depan!!
Ini adalah beberapa
musisi dan artis yang gue temui selama tiga hari pergelaran Java Jazz Festival
2016:
Barry Likumahuwa, Benny
Likumahuwa, Adinda Shalahita, Sheryl Sheinafia, Fita Anggraini, Bens Leo,
Jessilardus Mates, Arie Keriting, Gamaliel, Ariel ‘Nidji’, Rayi Putra, Haris
Pranowo, Joshua Kunze, Tommy Pratomo, Lala Karmela, Marco Steffiano, Nino
Kayam, Endah Widiastuti, Indro Hardjodikoro, Didiet ‘violin’, Yandi Andaputra,
Ade Avery, Elfa Zulham, Iga Massardi, Yura Yunita, Dika Chasmala, Echa
Soemantri, Dimas Wibisana, Jordy Waelauruw, Marthin Siahaan, Ivan Alidiyan,
Arina Ephipania, Ananda Badudu, Tohpati, Nikita Dompas, Rafi ‘The Beat’,
Rayendra Sunito, Indra Perkasa, Richard Hutapea, Adra Karim, Dimas Pradipta,
Rhesa Aditya, Rick Karnadi, Barsena Bestandhi, Sahira Anjani, Gerald
Situmorang, Tatjana Saphira, Pradikta Wicaksono, Eva Celia, Cabrini Asteriska, Puti
Chitara, TJ Kusuma, Albert Fakdawer, Ray Monte, Gadis V.
w/ Gerald Situmorang
w/ Arina 'Mocca' Ephipania
w/ Tohpati
w/ Eva Celia
Dewa Budjana on stage
Raisa ft Afgan on stage
Candy Dulfer on stage
Tompi ft Regina on stage
EndahnRhesa ft Dialog Dini Hari
Glenn Fredly & The Bakuucakar
Barry Likumahuwa Experiment
Wadaaaawwww keren parah yaaaa !!
BalasHapuska mau tanya tanya lebih lanjut mengenai pengalamannya di java jazz boleh? kaka sebagai volunteer itu tugasnya di bagian F&B ngapain aja ya? dan beda ya dengan saat ini dibuka lowongan sbg karyawan temporer bidang F&B .. Dan sesuai dgn tahun lalu, product sponsor yg akan dijual bagian F&B itu apa saja ya ka? rencana mau melamar brg teman, jadi biar bisa memilih ditempatkannya bersamaan dengan teman saya hehehe tolong di jawab ya ka .. terima kasih
BalasHapus