The Fast and Furious-nya Indonesia, "Street Society" (Part 2)
Setelah mereka sekarang resmi berpacaran, setiap hal
mereka lewati bersama-sama. Sudah ada rasa saling memiliki dan memahami
diantara mereka. Saat Karina kembali menjadi DJ di klub pun, Rio dengan setia
menonton. Dirinya kagum dengan bakat yang dimiliki Karina. Rio sangat menikmati
penampilan Karina. Baginya kini, Karina adalah segalanya. Satu pelukan hangat
pun diberikan Rio pada Karina di moment yang biasa namun sangat berkesan bagi
Rio. Adegan ini bisa dibilang adalah signature dari film ini.
Sekarang tiba saatnya Karina yang menonton Rio untuk
balapan. Kali ini Rio balapan di sebuah lapangan pabrik. Suasana sudah sepi dan
hanya ada teman-teman Rio dan teman-teman Bram (Dimas Argobie), lawannya.
Kembali menggunakan mobil hijaunya, Rio pun pede dirinya bisa menang lagi. Balapan
dimulai. Rio dan Bram mulai sengit mengadu kecepatan mobil mereka. Mereka
berdua silih berganti menyalip satu sama lain. Sampai suatu ketika, ada
kendaraan pabrik yang melintas di depan mereka. Spontan, Bram langsung
menghentikan laju mobilnya. Rio, yang ketika itu tidak melihat kendaraan pabrik
yang melintas di depannya, masih tetap memacu mobilnya, sampai akhirnya dia
melihat dan tidak menghentikan laju mobilnya, tapi memilih tetap maju dan menghindari
kendaraan pabrik itu.
Semua orang hanya terpaku melihat kearah Rio,
termasuk juga Karina. Apakah Rio bisa selamat atau tidak, begitu yang
dipikirkan Karina. Tak lama, dari balik kabut malam yang menyelimuti pelabuhan
itu, berjalanlah sesosok pria yang dinanti-nanti. Rio selamat. Dirinya
baik-baik saja, tidak luka sedikit pun. Sahabat-sahabatnya pun langsung
menghampiri dan memeluk Rio dengan erat. Kecuali Karina, yang masih berdiri
terpaku dan diam di tempatnya berdiri dengan pandangan mata yang seolah tidak
percaya akan kejadian yang baru saja dia lihat.
Setelah kejadian itu, saat makan malam berdua,
Karina masih bersikap dingin dan tidak menyantap makanannya. Karina cuma
mengaduk-aduk makanannya saja dengan wajah yang sedang memikirkan sesuatu.
Melihat Karina seperti itu, Rio bertanya pada Karina dirinya kenapa. Rio juga
menjelaskan kalau insiden seperti tadi sudah sering dia alami dan nyatanya
sekarang dirinya tidak kenapa-kenapa dan masih selamat. Namun Karina berkata
kalau dengan kejadian tadi bisa saja Rio celaka dan tidak selamat. Karena nyawa
bukanlah sesuatu yang bisa dipermainkan seperti itu.
“Lakuin apa yang kamu
suka. Tapi kalo sampai mengancam keselamatan orang yang aku sayang, itu
bukanlah inti dari hubungan ini” kata Karina.
Karina ingin Rio berhenti dari dunia balapan jika
masih ingin terus bersamanya. Karina mengakhiri pembicaraan itu dengan pergi
duluan meninggalkan Rio. Rio tidak mampu mencegah Karina untuk pergi.
Malam itu Rio langsung menuju ke tempat Om Franky
untuk menceritakan hal ini. Om Franky pun berkata jika bagi Rio Karina adalah
sosok yang spesial dan berbeda dari perempuan lainnya, maka dirinya harus
berhenti dari dunia balapan. Karena selama bersama Karina, Om Franky melihat
ada banyak hal yang berubah pada diri Rio. Rio menjadi sosok yang jauh lebih
baik dan lebih bertanggung jawab. Rio berubah ke arah yang lebih baik sebagai
seorang laki-laki. Mendengar hal itu Rio meyakinkan dirinya dan membulatkan niat
untuk berhenti dari dunia balapan.
Keesokan harinya Rio dan Karina sama-sama berada di
sebuah pusat kebugaran. Mereka mengikuti latihan bersama-sama. Saat waktu
istirahat sesudah menjalani beberapa latihan, Rio menghampiri Karina. Rio
memandang Karina dengan serius dan berkata bahwa dirinya sudah siap untuk
berhenti dari dunia balapan. Rio berjanji untuk tidak balapan lagi apa pun yang
terjadi. Karina tersenyum. Dia senang mendengar hal itu. Mereka telah
berkomitmen satu sama lain sekarang.
Masih di tempat kebugaran tersebut, ketika Rio dan
Karina hendak pulang, Nico dan beberapa anak buahnya datang dan menegur Rio.
Nico menantang Rio balapan lagi sebagai balasan atas kekalahannya waktu itu.
Sesuai dengan janjinya, Rio langsung menolak
tantangan Nico tersebut. Saat itu Rio menggenggam erat tangan Karina. Tapi Nico
tidak menyerah begitu saja. Dia menyindir Rio seperti banci karena menolak
tantangannya hanya demi janji pada perempuan saja. Nico terus memancing Rio
agar mau menerima tantangan itu. Karena kesal, Karina pun menampar Nico, yang
membangkitkan amarah Nico dan akhirnya dia memukul Rio. Tak terima, Rio pun
membalas. Perkelahian diantara mereka tak dapat dihindari lagi. Mereka mulai
saling adu pukul dan tendangan. Bisa dibilang jika mereka berdua cukup
seimbang. Perkelahian sengit yang cukup lama berlalu, dan akhirnya Rio memukul
habis wajah Nico hingga babak belur.
Rio bilang jika ini adalah kali terakhir dia bertemu
dan berurusan dengan Nico. Dia tidak ingin lagi melihat Nico. Nico dan anak
buahnya pun kabur. Setelah semuanya selesai, Rio memeluk Karina dengan erat, seolah
ingin mengatakan semuanya akan baik-baik saja.
Rio dan Yopie, yang kini sudah berdamai dan menjadi
teman, melanjutkan scene dalam film ini dengan mengobrol bersama di rumah
Yopie. Setelah puas mencoba mobil hijau Rio, Yopie mendengar keinginan Rio
untuk berhenti balapan dan menjual mobilnya itu. Rio menawarkan mobil itu pada
Yopie. Mengingat mobil itu adalah warisan dari orangtua Rio sebelum meninggal,
Yopie bertanya apakah keinginan Rio sudah bulat atau belum. Yopie juga berkata
jika kisah hidupnya dan Rio memiliki kesamaan, yaitu mereka sama-sama yatim
piatu sejak kecil.
Orangtua Yopie sudah meninggal ketika dia masih SD. Dia
pun lalu diurus oleh omnya hingga dewasa di luar negeri dengan maksud agar
musuh-musuh ayahnya tidak berencana membunuh Yopie. Namun setelah omnya itu
meninggal, dia kembali ke Indonesia. Kabar yang beredar bahwa ayah Yopie adalah
mafia yang kejam dan jahat dibantah oleh Yopie. Dia menjelaskan bahwa
sebenarnya ayahnya dibunuh oleh rekan kerjanya yang memang berniat jahat sejak
awal. Dan ternyata orang itu adalah ayah dari Nico, musuh dari Rio sendiri.
Mendengar hal itu Rio pun kaget dan tidak percaya. Selanjutnya Yopie
mengutarakan niatnya yang sebenarnya, yaitu menyuruh Rio untuk membawa Nico
hidup-hidup ke hadapannya. Yopie ingin membalaskan dendam ayahnya pada Nico.
Yopie juga menjelaskan kenapa dia meminta bantuan
pada Rio.
“Susah banget mau
ngedeketin Nico, setiap saat dia selalu dikawal anak buahnya. Satu-satunya
momen Nico sendirian adalah saat dia ada di dalem mobil”. Dan Yopie percaya
kalau Rio bisa melakukan hal itu. Yopie juga menawarkan mobil-mobilnya sebagai
modal bagi Rio menghadapi Nico. Rio tinggal memilih ingin memakai mobil yang
mana.
Jelas saja Rio langsung teringat pada Karina,
teringat akan janjinya pada Karina, teringat saat-saat mereka berdua bersama.
Dengan tegas, Rio tetap menolak ajakan Yopie
tersebut dan bergegas pulang. Sebelum Rio pulang, Yopie berkata bahwa Rio akan
menyesal telah menolak ajakannya tersebut. Di tengah perjalanan pulang, Rio
mendapat kabar dari Yopie bahwa dirinya telah menculik Karina karena Rio tidak
mau bekerja sama dengannya. Satu-satunya cara agar Karina bisa bebas adalah Rio
harus mau menerima tawaran Yopie untuk melawan Nico lagi. Detik itu juga Rio
menerima tawaran Yopie dan menuntut Yopie agar tidak melukai Karina. Yopie
mengiyakan dan berkata akan mengirimkan mobil untuk Rio besok pagi agar bisa
melawan Nico. Rio dan Yopie pun bekerja sama. Rio menghubungi Nico dan menerima
tantangannya waktu itu. Rio segera menuju ke bengkel Om Franky dan menghubungi
Monty, Gde (Yogie Tan), dan Nanda (Kelly Tandiono) yang adalah kawan lamanya untuk
membantu rencana tersebut. Mereka berempat menyusun strategi sedemikian rupa
dan menjalankan tugas masing-masing.
Setelah segala persiapan selesai, Rio menuju ke
tempat yang sudah ditentukan oleh Nico. Rio harus menang agar bisa
menyelamatkan Karina. Tidak ada cara lain selain mengikuti permainan Yopie. Rio
tidak ingin hal buruk menimpa Karina.
Dan balapan antara Rio dan Nico pun dimulai. Seperti
yang sudah diduga, anak buah Nico mengatur dan meninjau jalannya balapan dari
awal dengan segala teknologi yang mereka miliki. Bahkan pada saat balapan pun,
Nico masih saja dikawal. Balapan diantara mereka kali ini menggunakan rute yang
cukup panjang di jalan-jalan protokol Jakarta. Dengan segala kemampuan dan
strategi matang yang telah dibuat, Rio menjebak Nico sehingga anak buahnya
kehilangan jejak mereka. Rio pun membawa Nico ke sebuah tempat yang sudah
ditentukan oleh Yopie. Di tempat itu Yopie berjanji akan mengembalikan Karina
pada Rio.
Sesampainya di tempat tersebut, Yopie dan anak
buahnya sudah menanti mereka. Rio menyerahkan Nico kepada Yopie. Sebentar lagi
urusan Rio dan Yopie hampir selesai. Rio ingin secepatnya mengakhiri permainan
ini dan pulang bersama Karina. Saat itu juga Yopie segera menyuruh anak buahnya
untuk membawa Nico masuk ke mobil yang sudah mereka siapkan. Nico yang
kebingungan akan apa yang sedang terjadi, terus melontarkan pertanyaan kepada
Yopie. Dengan santai Yopie menjelaskan masa lalu ayah mereka, dan menjelaskan
bahwa hari itu juga Yopie akan membalaskan dendam ayahnya kepada Nico.
Setelah Nico masuk ke mobil Yopie, Rio menghampiri
Yopie dan menagih janji yang sudah mereka sepakati. Yopie berkata bahwa ia
pasti menepati janjinya. Karina sedang menuju ke tempat itu. Beberapa saat
kemudian datanglah sebuah mobil sedan ke tempat tersebut. Rio terus melihat ke
mobil tersebut dan menanti Karina segera keluar dari dalamnya. Ketika Karina
keluar dan menghampiri Yopie dan Rio, sangat terkejudlah Rio dengan penampilan
Karina saat itu. Karina tampak berbeda dengan pakaian mewah dan dandanannya
yang cenderung glamour. Rio tidak tahu apa yang terjadi dan terus
bertanya-tanya kepada Karina. Disaat Rio masih dalam kebingungan, Karina dan
Yopie justru tertawa bersama-sama.
Dan akhirnya Karina pun mulai menjelaskan. Semua
yang dilakukan Karina selama ini hanyalah acting. Karina cuma menipu Rio dengan
segala tingkah laku dan perkataan yang diucapkannya. Rio cuma diperalat. Karina
melakukan semua ini supaya Rio mau diperalat sama Yopie. Yopie tahu kalau cuma
Rio yang bisa membatunya mewujudkan niat balas dendam kepada Nico. Maka Yopie
‘mengutus’ Karina untuk menipu Rio. Dari awal mereka ketemu, Karina udah mulai
acting. Bahkan semenjak Rio bertemu Karina di klub malam dan langsung terpesona
padanya.
Ucapan penting yang dikatakan Karina pada Rio yang
langsung membuat Rio tidak memercayai semua yang sudah terjadi adalah,
“Satu hal yang
orang-orang gak pernah tau adalah anak Dompa gak cuma satu, tapi ada dua.”
Dengan kata lain, Yopie dan Karina adalah kakak
beradik. Sebuah kebohongan besar yang dengan sangat rapi dan terencana mampu
ditutupi oleh sandiwara hebat Karina.
Saat itu juga Rio hanya bisa terdiam dan masuk
kembali ke mobilnya. Yopie dan Karina juga masuk kembali ke mobil mereka.
Sesaat sebelum menginjak pedal gas, Nico berlari ke arah mobil Rio. Ternyata
Nico berhasil keluar dari mobil anak buah Yopie yang dari tadi sudah
menyekapnya. Rio pun segera menawarkan tumpangan kepada Nico untuk meninggalkan
tempat itu secepatnya. Melihat dua mangsanya berusaha kabur, Yopie tidak
tinggal diam. Segeralah ia memacu mobilnya dan mengejar mereka.
Di dalam mobil Rio, Nico pun bertanya,
“Kamu
ini gak jelas. Tadi nyulik aku, sekarang malah bantuin.”
Rio cuma diam dan segera menghubungi teman-temannya.
“Guys,
kita masuk ke plan B,” ujar Rio melalui hapenya.
Tak lupa Rio juga menghubungi Bram dan meminta
bantuannya. Dan aksi penghabisan dari film ini pun dimulai. Rio-Nico membawa
Yopie-Karina ke lapangan pabrik yang pernah menjadi tempat balapan antara Rio
dan Bram. Sesampainya disana, Gde, Nanda, dan Monty sudah menanti mereka. Maka
mulailah pengepungan Yopie dan Karina. Kejar-kejaran diantara mereka
berlangsung cukup menegangkan. Dengan tempat yang sudah diatur sedemikian rupa,
mobil Yopie-Karina akhirnya masuk dan terjebak di sebuah kontainer yang berada
di sana. Usaha Rio, Nico, Monty, Gde, Nanda, dan Bram pun berhasil. Mereka berhasil
menangkap kakak beradik tersebut dan memasukkan mereka ke penjara dengan
tuduhan percobaan pembunuhan dan penipuan.
Di scene akhir film ini, Rio dan Nico akhirnya
menjadi teman dekat dan Nico menghadiahi Rio sebuah mobil mewah sebagai ucapan
terimakasih. Dan sejak saat itu, Rio akan lebih berhati-hati saat mendekati
seorang wanita, apalagi seorang DJ.
Bagi gue, film ini mengandung banyak pesan moral di
dalamnya. Cinta bisa mengubah seseorang untuk meninggalkan kebiasaan lamanya
yang buruk demi cintanya pada wanita yang spesial, bisa mengubah seseorang yang
udah cinta balapan jadi tobat karena cinta pada seorang wanita, tanpa tau sosok
sebenarnya seperti apa. Melalui film ini, digambarkan dengan jelas bagaimana
dalam waktu singkat, kawan menjadi lawan, dan lawan menjadi kawan. Tinggal bagaimana
kita pintar dan selektif dalam memilih teman. Dan jangan pernah lupa kalau balas
dendam hanya akan menghasilkan balas dendam yang baru lagi tanpa ada akhirnya.
(The End)
Komentar
Posting Komentar